Minggu, 31 Maret 2013

Pengaruh Zat Adiktif Bagi Pertumbuhan Anak


 Makanan sehat bagi anak merupakan suatu kewajiban jika anda menginginkan tumbuh kembang anak maksimal, bukan hanya urusan kesehatan, melainkan kualitas otak dipengaruhi oleh makanan sehat.
Sayangnya, kadang anak-anak sangat susah untuk mengkonsumsi makanan sehat sesuai dengan anjuran orang tua, anak-anak malah memilih membeli atau jajan makanan tidak sehat, baik berupa minuman maupun makanan ringan. Anak-anak mengutamakan rasa dan penampilan dalam memilih makanan.
Tumbuh kembang anak di pengaruhi oleh pola konsumsinya. Makanan yang sehat akan memberikan efek positif terhadap tumbuh kembangnya. Pola konsumsi di sini tidak hanya sekedar makanan dan minuman utamanya saja, melainkan jajanan anak juga turut di perhitungkan. Orang tua terkadang cukup intens memperhatikan menu makanan dan minuman utama anak, tetapi acap kali melalaikan kualitas jajanan anak. Padahal tidak sedikit jajanan yang mengandung zat adiktif atau bahan tambahan yang tidak aman bagi anak.
Zat adiktif adalah bahan yang ditambahkan dalam bahan pangan. Penambahan bahan tersebut bertujuan untuk memperpanjang umur simpan bahan, membuat makanan semakin menarik lewat warna dan teksturnya, atau membuat rasanya semakin diminati, serta fungsi lainnya yang betujuan untuk meningkatkan nilai dari produk pangan.
Tidak semua zat adiktif membahayakan kesehatan. Ada beberapa zat adiktif alami maupun sintetis yang masih aman dan direkomendasikan untuk produk pangan. Untuk zat adiktif sintetis, ada batasan kadar yang di izinkan berada dalam produk pangan.
Penambahan bahan sintetis melebihi ambang batas yang ditetapkan juga menjadikan bahan tersebut bersifat toksik. Namun demikian, harga bahan tambahan alami dan sintetis tersebut relatif mahal. Sehingga produsen pangan, meski tida seluruhnya, tetapi sebagian besar melirik penggunaan bahan lain, bahkan yang tidak food grade. Ini dilakukan untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.
Oleh karena maraknya peredaran produk pangan yang mengandung zat adiktif berbahaya, orang tua harus memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anaknya. Efek yang ditimbulkan akibat konsumsi zat berbahaya tersebut sering kali tidak muncul segera setelah konsumsi. Efek tersebut berakumulasi di dalam tubuh anak, yang baru tampak hasilnya setelah beberapa tahun kemudian.
Tetapi ada juga anak yang memiliki sensitifitas tinggi terhadap bahan kimia yang terkandung dalam bahan pangan. Pada anak-anak seperti ini, konsumsi bahan-bahan tersebut akan langsung mempengaruhi kerja saluran pencernaannya. Dengan demikian, efek yang ditimbulkan oleh zat aditif berbahaya berbeda antara satu anak dengan yang lainnya. Efek yang ditimbulkan juga bergantung pada dosis konsumsi.
Memberikan anak makanan yang mengandung zat adiktif berbahaya sama dengan meracuni anak. Efek yang muncul dalam jangka pendek misalnya gangguan pada saluran pencernaan, sakit kepala, gejala alergi dan badan tiba-tiba menjadi lemas. Sedangkan efek jangka panjang yang merupakan efek akumulasi, misalnya penurunan konsentrasi anak, perubahan sikap ataupun menurunnya sistem imun tubuh, hingga resiko kanker, kardiovaskuler serta penyakit degeneratif lainnya. Konsumsi bahan tambahan pangan ini juga dapat menghambat perkembangan otak.
Penggunaan zat adiktif berupa pewarna sintetis bertujuan untuk memperbaiki warna produk pangan. Warna makanan yang bagus akan membuat anak lebih tertarik. Tanpa disadari, akumulasi zat pewarna ini dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Zak adiktif lain yang di aplikasikan pada produk pangan adalah penggunaan perasa. Penggunaannya bertujuan untuk memperkuat rasa pada produk ataupun memperbaiki rasa dari produk pangan. Contohnya adalah MSG. Konsumsi MSG dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak anak dan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan. Beberapa anak menunjukkan respon langsung setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. Responnya berupa sakit kepala, sakit di bagian dada, dan mati rasa. Efek jangka panjangnya adalah penyakit kanker.
Zat adiktif berupa bahan pengawet juga sering ditemui. Bahan pengawet digunakan untuk mencegah kerusakan bahan pangan akibat aktifitas mikroorganisme. Bahan pengawet sintetis dapat memicu reaksi alergi dan mengganggu fungsi ginjal dan hati. Penggunaan nitrit dan nitrat sebagai pengawet menyebabkan kaker.
Selanjutnya adalah zat adiktif yang berupa pemanis. Anak-anak menyukai makanan yang manis seperti permen dan es krim. Penggunaan pemanis sintetis berpotensi menyebabkan anak mengalami obesitas, hiperaktif, memicu kerusakan sel otak, lupus dan kelainan sistem syaraf pusat lainnya. Selain itu, konsumsi pemanis yang berlebihan juga dapat menyebabkan karies gigi.
Demikian besar efek yang ditimbulkan dari konsumsi zat adiktif. Sebagian efek tersebut bersifat permanen. Dari sini, orang tua perlu lebih berhati-hati dalam memantau konsumsi buah hatinya, untuk menunjang pengoptimalan tumbuh kembang anak.

sumber : http://www.ibudanbalita.net/931/pengaruh-zat-adiktif-bagi-pertumbuhan-anak.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar