Saat
bayi lahir, Ibu pun akan menyambutnya dengan rasa suka cita. Penantian
selama 9 bulan, berakhir sudah dengan hadirnya tangisan si Kecil di
pangkuan Ibu. Mungkin Ibu akan memperhatikan betapa sempurna dan
sehatnya si Kecil. Namun bila Ibu tiba-tiba melihat munculnya perubahan
warna kulit si Kecil menjadi kekuningan, Ibu pun akan sedikit cemas
mengenai apa yang terjadi dan mulai bertanya-tanya bolehkah si Kecil
disusui? Bagaimana nanti dengan pemberian ASInya?
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat bayi lahir adalah warna kekuningan pada bayi atau yang dikenal dengan istilah jaundice atau ikterik. Biasanya ikterik akan timbul beberapa hari setelah bayi lahir karena enzim hati yang memecah senyawa dalam darah bernama bilirubin, masih belum matang, sehingga jumlah bilirubin dalam darah melebihi kadar normal.
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan hasil proses pemecahan sel darah merah. Pemecahan sel darah merah ini normal terjadi, namun bilirubin yang terbentuk seharusnya tidak menimbulkan kuning karena hati akan memecahnya lagi dan membuangnya via usus.
Tetap menyusui. Dengan tidak menyusui, dapat memperburuk kondisi
ikterik dan mengganggu usaha Ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada
bayi. Pemberian ASI sesering mungkin merupakan cara terbaik untuk
meredakan kondisi ikterik.
Bila kadar bilirubin melebihi batas normal, mungkin dokter akan
meminta Ibu stop menyusui selama 24 jam karena akan dilakukan fototerapi
(biasanya dilakukan bila kadar bilirubin lebih dari 15-20 mg). Bila
sudah dalam kadar normal setelah 24 jam, Ibu pun dapat langsung kembali
menyusui bayi. Fototerapi merupakan terapi yang dilakukan pada bayi
dengan ikterik, guna menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. Bayi akan
diletakkan di dalam inkubator dan diberikan sinar tertentu yang akan
diserap oleh kulit bayi. Dengan proses ini, bilirubin akan diubah
menjadi bentuk lain agar lebih mudah dikeluarkan lewat air seni dan
feses. Proses ini bisa berlangsung selama beberapa hari.
Fototerapi dapat meningkatkan kebutuhan cairan pada bayi. Jika bayi
dapat menyusu dengan baik, pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu
agar kebutuhan tersebut terpenuhi.
Pilihan lain selain fototerapi adalah selimut serat optik (jika
memungkinkan dan jika tersedia) yang bisa Ibu bawa pulang, sehingga si
Kecil tidak perlu dirawat di rumah sakit dan Ibu tetap bisa menjalin
keterikatan batin dengan bayi dengan memberikan ASI.
Berikan ASI sesering mungkin sekira 8-12 kali per harinya atau
lebih. Cara terbaik untuk menurunkan kadar bilirubin dalam darah adalah
dengan meningkatkan pemberian makan yang nantinya akan meningkatkan
gerakan usus besar, sehingga bilirubin pun bisa keluar.
Berkonsultasi dengan ahli laktasi untuk memastikan bayi dalam posisi
yang benar saat menyusui sehingga bayi dapat mendapatkan ASI sesuai
yang ia inginkan.
Jika suplementasi dianjurkan untuk membantu meningkatkan kalori dan
asupan bagi bayi, konsultasikan dengan ahli laktasi untuk menggunakan
alat bantu laktasi. Ibu dapat terus memompa ASI tanpa mengganggu
produksi ASI atau mengganggu jalinan kasih antara Ibu dan bayi.
sumber : http://www.ibudanbalita.com
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat bayi lahir adalah warna kekuningan pada bayi atau yang dikenal dengan istilah jaundice atau ikterik. Biasanya ikterik akan timbul beberapa hari setelah bayi lahir karena enzim hati yang memecah senyawa dalam darah bernama bilirubin, masih belum matang, sehingga jumlah bilirubin dalam darah melebihi kadar normal.
Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning yang merupakan hasil proses pemecahan sel darah merah. Pemecahan sel darah merah ini normal terjadi, namun bilirubin yang terbentuk seharusnya tidak menimbulkan kuning karena hati akan memecahnya lagi dan membuangnya via usus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar