Menurut data badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, ada sekitar 39,95
juta wanita Indonesia usia subur yang bekerja di bidang formal maupun
informal. Tidak semua wanita ini berhasil memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya selama 6 bulan pertama.
Buktinya, data Survei
Kesehatan Nasional tahun 2010 menemukan bahwa hanya 33,6 persen bayi di
Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Sisanya,
bayi-bayi ini mendapat tambahan makanan dari susu formula. Padahal
nutrisi yang terkandung di dalam ASI jauh lebih penting untuk tumbuh
kembang anak.
Sebuah penelitian di Australia menemukan bahwa
salah satu faktor yang membuat para ibu menyapih bayinya sebelum 6 bulan
pertama sejak adalah karena alasan pekerjaan. Pasalnya, masih banyak
tempat-tempat kerja yang tidak ramah ibu menyusui.
Jika melihat
penerapan di lapangan, banyak perusahaan yang tidak memiliki ruang
khusus laktasi dan tidak memiliki peraturan yang memihak ibu menyusui.
Maka memberikan ASI eksklusif secara 6 bulan penuh masih menjadi
tantangan bagi para ibu yang bekerja.
"Ada beberapa hal yang
perlu dipersiapkan bagi ibu hamil yang bekerja untuk dapat memberikan
ASI eksklusif, yaitu Support, Time, Education dan Place atau disingkat
STEP," kata dr Wiyarni Pambudi, SpA dari dalam seminar 'Kiat Sukses
Memberikan ASI bagi Ibu Bekerja' yang diselenggarakan Sentra Laktasi
Indonesia di Gedung Kemenkes RI, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, seperti
ditulis pada Senin (17/12/2012).
Dr Wiyarni yang lebih suka
disapa dengan nama dr Wiwin ini memaparkan support atau dukungan bisa
berasal dari suami, keluarga dan lingkungan ibu bekerja. Dukungan ini
akan jauh lebih bermakna jika sudah diberikan sejak dalam masa
kehamilan.
Time atau waktu juga perlu diperhitungkan. Di
Indonesia, waktu cuti untuk ibu melahirkan adalah 3 bulan. Walau
termasuk kurang bagi penerapan ASI Eksklusif, waktu yang singkat ini
perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya. Jam kerja yang fleksibel serta adanya
kesempatan memerah ASI di tempat kerja akan sangat membantu.
Education
atau pendidikan bukan hanya untuk ibu menyusui saja, namun suami juga
perlu dididik menjadi ayah ASI, yaitu ayah yang tahu cara-cara pemberian
dan pengelolaan ASI untuk bayinya. Masyarakat luas juga perlu diberikan
pemahaman pentingnya ASI untuk bayi dan ibu menyusui.
Place atau
ketersediaan ruangan khusus ibu menyusui amat penting bagi ibu
menyusui. Di ruang ini, ibu bisa memerah ASI-nya dan disimpan di
refrigator. Saat pulang kerja, ASI ini dapat disimpan di rumah untuk
diberikan kepada bayi saat ibu tidak dapat menyusui di rumah.
"Apabila
proses menyusui berlangsung baik, produksi ASI mencapai puncaknya di
minggu ke-5. Ibu sebelumnya juga perlu berlatih memerah ASI terlebih
dahulu," papar dr Wiwin.
Dr Wiwin juga menjelaskan angka
kebutuhan ASI akan meningkat seiring pertambahan usia bayi. Secara garis
besar, bayi berusia 1 minggu perlu mendapat asupan ASI 300 - 600 mL per
hari. Saat usianya 2 - 3
minggu, kebutuhannya naik menjadi 450 - 750 mL
per hari. Setelah usianya 4 minggu dan seterusnya, asupan ASI yang
dibutuhkan adalah 750 - 1.035 mL per hari.
sumber : http://anakbunda2-oke.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar